i. Identitas Buku
a. Judul Buku : Pukat “Serial Anak – Anak”
b. Judul Resensi : Pukat Si Jenius
c. Nama Pengarang : Darwis Tere Liye
d. Tahun Terbit : Februari 2014
e. Cetakan : Cetakan V
f. Tebal Buku : 350 halaman
a. Judul Buku : Pukat “Serial Anak – Anak”
b. Judul Resensi : Pukat Si Jenius
c. Nama Pengarang : Darwis Tere Liye
d. Tahun Terbit : Februari 2014
e. Cetakan : Cetakan V
f. Tebal Buku : 350 halaman
Sinopsis :
Darwis Tere Liye atau yang lebih
akrab disapa dengan sebutan Tere Liye ini adalah seorang penulis yang lahir di
Lahat, Sumatera Selatan. Tere Liye telah berhasil menerbitkan sejumlah buku,
dan beberapa diantaranya telah difilmkan. Tere Liye dalam menceritakan tokoh
dalam setiap novelnya selalu memiliki nila-nilai kehidupan di dalamnya. Contoh
salah satu karya novel Tere Liye adalah Pukat. Pukat adalah salah satu novel
berseri yang Tere Liye ciptakan.
Pukat adalah anak kedua dari empat bersaudara. Bapaknya
bernama Syahdan dan Ibunya bernama Nurmas. Mereka adalah keluarga yang sangat
sederhana. Pukat adalah anak yang pintar, bahkan mungkin orang-orang juga biasa
menganggap bahwa Pukat adalah seorang yang jenius. Ia selalu bisa menjawab
pertanyaan dan teka – teki yang selalu diberikan untuknya.
Contoh nyata bahwa Pukat cerdas adalah ketika
Pukat, Burlian, dan Pak Syahdan ingin pergi ke kota kabupaten untuk bertemu
dengan kerabatnya Pak Syahdan, Koh Acan, untuk memberikan kopi. Saat itu kereta
sedang melaju dengan cepatnya, namun tiba-tiba saja kereta itu berhenti dengan
mendadak di terowongan yang memiliki mitos bahwa disanalah tempatnya korban
romusha. Terowongna itu panjangnya 5 pal, sangat gelap memang, untuk melihat
wajah setiap penumpang saja tidak bisa. Ketika semua penumpang merasa takut
ketika kereta berhenti mendadak, disaat itu pulalah suara senapan terdengar.
Di ujung lorong gerbang terdapat
3 orang laki-laki yang memegang senter, mereka mengancam para penumpang untuk
memasukkan barang berharga yang mereka miliki. Ada satu penumpang yang menolak
untuk melakukannya, lalu penumpang itu dilempar ke luar gerbong. Pemuda
disamping Pak Syahdan ingin melakukan hal yang sama, tetapi Pak Syahdan bilang
bahwa perampok itu pintar. Mereka melakukan kejahatan tersebut dalam gelap. Dan
ketika kereta melaju dengan kecepatan normal, bisa saja perampok itu menyamar
menjadi penumpang biasa, melemparkan senter ke luar gerbong, dan menyamarkan
semua hasil rampokan itu ke dalam kardus yang tidak dicurigai.
Ketika Pak Syahdan memperingati
pemuda itu agar tidak melakukan hal bodoh, ketika itu pula Pukat berhitung
dengan keadaan. Pukat memiliki ide untuk menaburkan bubuk kopi di sepatu dan
celana si perampok agar lebih mudah mengenalinya. Dan ide Pukat itu berhasil
untuk membantu Komandan Tentara yang menggeledah para penumpang untuk menemukan
pelakunya.
Kecerdasan Pukat itu membuat
teman sebangkunya iri, Raju namanya. Mereka sebenarnya adalah teman yang sangat
akrab, tetapi karena keirian dan keegoisan lah yang membuat permusuhan itu
terjadi. Hampir 3 hari mereka bertengkar karena hal sepele. Mereka menyadari
kalau perbuatan itu salah setelah dua minggu berlalu. Tetapi ketika mereka
sudah berteman kembali, Pukat justeru kehilangan sahabat sejatinya itu.
II.
Kelebihan
Kelebihan dari buku ini, yaitu :
1.
Terdapat
nilai-nilai kehidupan yang patut untuk diteladani
2.
Bahasa
yang digunakan mudah untuk dimengerti
3.
Penggambaran
dalam setiap bagian ceritanya selalu indah dibayangkan
III. Kekurangan
Kekurangan dari buku ini, yaitu :
1.
Ada
beberapa bahasa daerah dan bahasa Belanda yang tidak diketahui
2.
Alurnya
yang campuran terkadang membingungkan
IV.
Penilaian
Buku ini layak dibaca oleh anak berusia 12+ yang bingung
akan kehidupan yang akan dilalui selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar